Ambeien atau Wasir merupakan jenis penyakit yang tidak layak untuk dibicarakan di meja makan, sebab menyakut sesuatu yang berkebalikan dengan proses makan.Dalam masyarakat juga ada stigma yang kurang nyaman saat seseorang diketahui memiliki penyakit ini. Padahal bagi yang pernah mengalami, tentu setuju bahwa sakitnya wasir melebihi sakit gigi. Aku masih bisa tidur saat sakit gigi, tapi pernah semalaman tidak tidur ketika sedang menghayati sakit wasir.
Sudah banyak artikel kesehatan yang membahas penyakit ini. Dan bukan bidangku untuk membahas hal medis mengenai wasir. Jadi posting ini hanya sedikit berbagi pengalaman saat bergulat dengan rasa sakitnya.
Sudah banyak artikel kesehatan yang membahas penyakit ini. Dan bukan bidangku untuk membahas hal medis mengenai wasir. Jadi posting ini hanya sedikit berbagi pengalaman saat bergulat dengan rasa sakitnya.
Penyebab ambeien sendiri sudah banyak diketahui, tapi mana yang membuatku mendapatkannya masih berupa tanda tanya bagiku. Sebab menurutku aku tidak mengalami satupun dari penyebab-penyebab yang disebutkan.
Hanya saat itu mendadak merasakan tidak nyaman di bagian bawah, dan malamnya tidak dapat tidur karena menahan sakit yang amat sangat. Besoknya terdeteksi ada darah di lukanya.
Setelah periksa ke dokter di RS Lavalette, aku didiagnosa memiliki ambeien dengan grade 3, di mana penyembuhannya hanya bisa lewat operasi (kata beberapa artikel dan kata dokternya).
Aku dikasih waktu 2 hari untuk pengobatan, serta diberi surat rujukan ke dokter bedah setelah 2 hari tersebut.
Dalam masa 2 hari, berbagai masukan datang dari para rekan, yang intinya menolak operasi. Alasan mereka:
1. Operasi percuma, sebab nanti dapat tumbuh lagi
2. Penyembuhan luka bekas operasinya lama, sebab lokasinya di area lembab
Itu kata mereka. Tapi kalo menurutku saat itu adalah: operasi itu mahal, antara 2-4 juta, belum termasuk biaya lain-lain.
Beruntung teman-teman tidak pandai memprotes saja, namun juga memberikan solusi. Salah satunya adalah memberi daun obat yang biasanya dianggap tumbuhan liar di kebun-kebun tak terawat.
Berikut ini adalah gambar tumbuhan tersebut:
Temanku menganjurkan untuk merebus 7-9 lembar daun tersebut, lalu mencampur airnya dengan gula batu, dan meminumnya sehari 2 kali.
Hari pertama aku coba sekali saja. Tidak ada perubahan.
Hari kedua juga aku coba sekali juga, tidak ada perubahan.
Hari ketiga masih coba sekali. Kali ini tanpa gula batu, karena ternyata tidak pahit seperti kata dia. Malah tidak ada rasanya sama sekali.
Besoknya sudah tidak mencoba.
Dan beberapa hari kemudian aku rasakan benjolan misterius itu semakin mengecil. Semakin hari semakin kecil, dan kemudian hilang sama sekali.
Alhamdulillah.
Bahan renungan:
Hanya saat itu mendadak merasakan tidak nyaman di bagian bawah, dan malamnya tidak dapat tidur karena menahan sakit yang amat sangat. Besoknya terdeteksi ada darah di lukanya.
Setelah periksa ke dokter di RS Lavalette, aku didiagnosa memiliki ambeien dengan grade 3, di mana penyembuhannya hanya bisa lewat operasi (kata beberapa artikel dan kata dokternya).
Aku dikasih waktu 2 hari untuk pengobatan, serta diberi surat rujukan ke dokter bedah setelah 2 hari tersebut.
Dalam masa 2 hari, berbagai masukan datang dari para rekan, yang intinya menolak operasi. Alasan mereka:
1. Operasi percuma, sebab nanti dapat tumbuh lagi
2. Penyembuhan luka bekas operasinya lama, sebab lokasinya di area lembab
Itu kata mereka. Tapi kalo menurutku saat itu adalah: operasi itu mahal, antara 2-4 juta, belum termasuk biaya lain-lain.
Beruntung teman-teman tidak pandai memprotes saja, namun juga memberikan solusi. Salah satunya adalah memberi daun obat yang biasanya dianggap tumbuhan liar di kebun-kebun tak terawat.
Berikut ini adalah gambar tumbuhan tersebut:
Temanku menganjurkan untuk merebus 7-9 lembar daun tersebut, lalu mencampur airnya dengan gula batu, dan meminumnya sehari 2 kali.
Hari pertama aku coba sekali saja. Tidak ada perubahan.
Hari kedua juga aku coba sekali juga, tidak ada perubahan.
Hari ketiga masih coba sekali. Kali ini tanpa gula batu, karena ternyata tidak pahit seperti kata dia. Malah tidak ada rasanya sama sekali.
Besoknya sudah tidak mencoba.
Dan beberapa hari kemudian aku rasakan benjolan misterius itu semakin mengecil. Semakin hari semakin kecil, dan kemudian hilang sama sekali.
Alhamdulillah.
Bahan renungan:
0 Tanggapan:
Posting Komentar